Tuesday, January 16, 2018

Karyawati Berjilbab Memang Lebih Nikmat

Cerita Dewasa -Karyawati Berjilbab Memang Lebih Nikmat


Karyawati Berjilbab Memang Lebih Nikmat
Namaku Robert. Aku sekarang berumur 28 tahun dan berprofesi sebagai direktur utama di sebuah perusahaan swasta nasional. Ayahku adalah pendiri dari grup perusahaan yang terdiri dari belasan perusahaan ini.

Sedangkan di kantor, aku sering mengajak sekretarisku untuk sekedar bobo cantik sehabis makan siang. Lia, sekretarisku itu adalah lulusan D3 dari akademi sekretaris terkenal di Jakarta. Berbody sexy, dengan kulit putih dan berwajah cantik. Dia sudah bertunangan dengan temannya sejak SMA (cinta pertama katanya). Aku kadang kasihan dengan tunangannya itu, yang setiap hari menjemput saat pulang kantor, karena aku telah sering mereguk kenikmatan birahi dari kekasihnya. Bahkan pernah saat dia sedang menunggu di lobby, aku sedang asyik menikmati Lia di dalam kantorku.

Hari ini aku pergi ke kantorku yang terletak di kawasan Kuningan agak siang, karena habis nonton pertandingan piala eropa tadi pagi. Dengan mata yang masih agak mengantuk, aku memasuki lobby kantorku yang terletak di lantai 25.

“Selamat pagi Pak Robert”

“Pagi”

Aku lihat ke arah si penyapa, ternyata dia adalah Ainaya Salimah (Ai), resepsionis berjilbab yang sedang tersenyum manis. Ai ini sudah lama aku incar sejak lama, dan berbeda dengan gadis lain yang jatuh ke dalam pelukanku, dia dengan halus selalu menolak jika aku ajak bahkan sekedar makan siang berdua saja. Memang tampaknya dia adalah gadis baik-baik. Ini terlihat dari jilbab yang dikenakannya. BACA JUGA Ngentot Dengan Teman Baik Berjilbab  

Berumur masih 19 tahun, hanya lulusan SMA dan sedang mengumpulkan biaya untuk kuliah, dia tampak begitu menggemaskan. Gairah gadis muda dengan wajah yang manis, dan tubuh yang proporsional, meskipun masih kalah sexy dari Lia, tapi wajahnya yang imut-imut itu yang mengusik hasrat kelelakianku. Memang aku sangat suka menikmati gadis ABG seperti dia, terutama yang masih belum banyak pengalaman seks nya. Juga rasa ingin tahu ku, ada apa dibalik jilbabnya tersebut.

Sampai di ruanganku, Pak Timothy tak lama menemuiku untuk membicarakan mengenai proposal proyek yang sedang ia siapkan. Aku tak bisa konsentrasi dalam mendengarkan uraiannya, karena aku masih memikirkan si Ai ABG cantik resepsionisku itu.

“Pak Timothy, bagaimana kalau kita bicarakan besok saja, saya sedang agak nggak enak badan nih”

“Oh.. Baik Pak.. Maaf kalau saya mengganggu bapak..”

Beres sudah. Si Timothy sudah aku singkirkan. Dalam hatiku aku berpikir yach atur sajalah proposalnya.. Pokoknya kalau nggak gol.. Tinggal aku pecat saja dia he.. He..

Kembali lagi entah mengapa pikiranku kembali ke Ai. Aku harus mengatur rencana agar aku bisa menikmatinya nanti. Segera aku panggil Lia sekretarisku untuk membawa file Ai dari HRD.

“Ini Pak.. Filenya” Lia menyerahkan file yang kuminta.

“Ada lagi yang diperlukan Pak?”

“Kamu suruh Ai menghadap nanti setelah jam kantor selesai” jawabku.




Karyawati Berjilbab Memang Lebih Nikmat
Lia tampak cemburu karena dalam hati dia sudah tahu apa yang akan terjadi nanti. Well, too bad Lia.., walaupun kamu cantik, tapi hari ini aku sedang ingin yang lain. Mungkin besok giliran kamu lagi, kataku dalam hati. Tak sabar aku menunggu jam kantor selesai. Sekitar jan 17.30, terdengar ketukan di pintuku.

“Masuk”

“Selamat sore Pak..” Ai menyapaku dengan penuh hormat.

“Oh.. Ai ayo masuk.. Silakan duduk”

Aipun duduk di depanku. Wajah berjilbabnya tampak agak ketakutan ketika itu. Tapi itu tidak mengurangi kecantikan dibalik jilbab kremnya, dengan blazer coklat yang menutupi baju dalamnya yang tidak bisa menutupi lekukan dadanya yang segar. Roknya walaupun panjang tetapi ketat memperlihatkan pantat dan pahanya yang berisi. Sempat kulihat cetakan celana dalamnya, yang kuharapkan bisa kupelorotkan dari pantatnya nanti.

“Ada apa Pakk..” tanyanya agak gugup. Ha.. Ha.. Dia sudah agak terintimidasi nih, pikirku.

“Begini Ai.., karena performance perusahan kita kurang memuaskan akhir-akhir ini, sehingga kita perlu melakukan rasionalisasi karyawan,” aku berkata sambil menatap matanya yang mulai tampak kemerahan menahan air mata. Dia sudah merasa akan bahwa dia termasuk yang akan di PHK.

“Kamu termasuk yang harus kita PHK. Jadi kamu bisa mengurus pesangon kamu di HRD besok pagi. Maaf ya Ai…,” kataku sambil berharap siasatku ini akan berhasil.

“Tapi Pak..” jawab Ai sambil mulai terisak-isak.

“Saya kan tidak berbuat salah apa-apa. ”

Dalam hatiku aku tertawa mendengarnya. Tidak punya salah? Setelah menggoda kelelakianku begitu lama dan selalu menolak rayuanku? Ha.. Ha.. Salah besar